Tuesday, April 29, 2014

Diabetes Melitus Pada Anak

Seorang ayah tampak marah dan tidak terima pada saat anaknya dikatakan mengidap Diabetes Melitus (DM) atau dikenal dengan kencing manis. Dengan lantang dia berkata “seumur-umur saya dan istri saya tidak pernah kencing manis. Demikian juga keluarga besar saya tidak ada keturunan penyakit kencing manis! Mana mungkin anak sekecil itu kena kencing manis, yang bener aja dok …. !”
Itu adalah reaksi yang normal bagi orang tua yang anaknya mengidap DM. Marah, kecewa, menyangkal bahkan berpindah-pindah dokter untuk memastikan bahwa apakah anaknya benar-benar mempunyai penyakit diabetes.
Kenyataannya bahwa kejadian DM pada anak dan remaja cukup tinggi di berbagai negara. Laporan dari International Society of Pediatric and Adolescene Diabetes (ISPAD) bahwa insiden DM bervariasi di berbagai negara berkisar 0.1 s.d 57,6 anak per 100.000 orang. Kasus paling banyak memang ada di Eropa (Finlandia, Kanada, Swedia dan Inggris) tetapi di Asia kasus DM pada anak ini tidak kurang dari 2-5 anak per 100.000 orang. Data semua kasus DM di Indonesia memang belum terlaporkan dengan baik, tapi saat ini data yang dihimpun UKK Endokrinologi IDAI terdapat lebih dari 700 anak. Ini bukan angka kejadian yang sebenarnya karena masih mungkin banyak kasus tidak terdiagnosis.

Mengenal gejala DM
Gejala DM pada anak hampir menyerupai gejala DM pada dewasa yaitu sering haus, sering kencing, sering lapar, makan banyak tetapi berat badan menurun, sering lelah/lemas, dan jangka panjang bisa rasa kesemutan di kaki, pandangan kabur ataupun luka yang sulit sembuh. Pada orang tua yang cukup perhatian pada anaknya maka gejala-gejala seperti di atas mudah ditemukan. Terutama gejala berat badan menurun akan sangat terlihat pada anak, juga gejala anak sering terbangun pada malam hari karena bolak-balik kencing. Jika gejala awal tidak diperhatikan maka anak seringkali mengalami lonjakan kadar gula darah dengan gejala yang berat misal pingsan, nyeri perut hebat, muntah-muntah dan sesak napas.

Perbedaan tipe DM anak dan dewasa
DM pada anak dan remaja hampir 98% merupakan DM tipe 1, yaitu terjadinya DM akibat pankreas tidak bisa menghasilkan hormon insulin yang cukup untuk metabolisme gula dalam tubuh. Mekanisme utama kerusakan pancreas sehingga tidak bekerja secara normal adalah mekanisme otoimun. Hal ini terjadi bila sel daya tahan tubuh (antibody), dengan pencetus tertentu, tiba-tiba menganggap sel dalam pancreas sebagai musuh yang harus dihancurkan. Akibatnya sedikit demi sedikit sel beta dalam pancreas yang bertugas memproduksi insulin mengalami kerusakan, dan bila kerusakannya telah mencapai >80% maka muncullah gejala DM. Tipe DM ini berbeda pada dewasa yaitu pada dewasa jumlah insulin cukup tetapi insulin tidak bisa bekerja dengan baik. Hal ini disebut DM tipe 2. Perbedaan mendasar ini membuat pengobatan DM pada anak dan dewasa sangat berbeda. Pada anak tentunya harus diberikan insulin terus menerus mengingat tubuh tidak dapat memproduksi insulin, sedangkan pada dewasa cukup diberikan obat untuk menurunkan kadar gula. Pengaruh faktor keturunan Hampir 80% DM tipe 1 pada anak tidak mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit DM. Hal ini berbeda dengan DM tipe 2 dimana riwayat DM sering dijumpai pada keluarga. Pada DM tipe 1 faktor yang paling berpengaruh adalah pencetus dari lingkungan (infeksi virus, toksin dll) pada anak yang rentan.

Prinsip Penatalaksanaan DM pada anak
Setiap anak yang mempunyai gejala khas DM seperti di atas harus dibawa ke dokter spesialis anak untuk diperiksa lebih lanjut. Untuk memastikan DM biasanya anak akan diperiksa kadar gula darahnya (GD). Kadar gula darah yang mengarah pada DM bila GD puasa >140mg/dl atau GD sewaktu > 200 mg/dl. Untuk memastikan tipe DM dokter akan memeriksa kadar C-peptide dan untuk memastikan terjadinya proses otoimun maka marker otoimun juga akan diperiksa (misal ICA, GAD, IAA). Bila diagnosis DM sudah dipastikan maka dokter akan memberikan terapi insulin untuk menggantikan insulin tubuh yang kurang/tidak diproduksi.
Beberapa factor yang penting dalam pengobatan DM pada anak adalah pemberian insulin, pengeturan makanan, olahraga, pemantauan kadar gula darah mandiri. Tujuan terapi DM adalah mempertahankan anak bertumbuh dan berkembang secara optimal, gula darah terkontrol dalam kisaran normal, mencegah komplikasi jangka panjang dan jangka pendek dan anak secara bertahap bisa bertanggungjawab secara mandiri untuk melakukan monitoring kadar GD dan dapat menyuntik insulin sendiri.
Sumber : www.endokrinanakbandung.com

About Author

Karseno Seno
Karseno Seno

Author & Editor

Hanya orang biasa yang ingin berbagi.

0 comments:

Post a Comment