Sunday, August 22, 2010

Musim Pancaroba, Waspada DBD!!

DBD atau Demam Berdarah merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk rumah (aedes aegypti) atau nyamuk kebun (aedes albopictus). Virus ini bila masuk ke dalam aliran darah dapat menyebabkan”bocornya” cairan tubuh merembes keluar dari pipa pembuluh darah. Gejala yang umum adalah demam tinggi yang cenderung meninggi lagi walaupun sudah minum obat. Demam tinggi tersebut umumnya disertai tidak enak ulu hati dan mual hebat. Serangan DBD dapat berakibat fatal (menyebabkan kematian) bila terlambat ditangani. Hal ini karena sampai saat ini belum ada obatnya.

Perubahan iklim dan musim saat ini, terjadinya global warming, menyebabkan lahirnya generasi-generasi virus DBD yang makin ganas yang serangannya makin dahsyat dan mematikan. Oleh karena itu, di musim pancaroba ini dimana terjadi perubahan musim, kita harus waspada terhadap serangan DBD terutama di daerah-daerah endemic DBD. Hal ini karena pada musim pancaroba ini umunya populasi nyamuk meningkat.
Beberapa upaya dapat kita lakuakan untuk mencegah serangan DBD atau menghindari fatalnya serangan DBD, antara lain :
• Upaya pencegahan
Upaya ini meliputi pencegahan terhadap gigitan nyamuk dan upaya menekan populasi nyamuk. Mencegah dari gigitan nyamuk bisa dilakukan dengan memakai obat anti nyamuk, tidur siang berkelambu.
Upaya menekan populasi nyamuk dilakukan karena tidak mungkin untuk membasmi virus penyebab DBD, yang mungkin kita lakukan adalah menekan populasi nyamuk. Sehingga walaupun virus DBD ada, tanpa adanya nyamuk, DBD tidak akan menjangkiti kita. Menekan populasi nyamuk bisa dilakukan dengan “abatisasi”, penyemprotan, dan membersihkan tempat-tempat yang memungkinkan digunakan untuk berkembangnya nyamuk seperti genangan air. Abatisasi dilakukan dengan tujuan untuk membunuh larva atau jentik nyamuk. Abatisasi dilakukan menjekang musim penghujan. Sedangkan penyemprotan dimaksudkan untuk membunuh nyamuk dewasa. Penyemprotan ini dilakukan bila ada kasus DBD, dan penyemprotan ini dilakukan pada radius 100 meter dari rumah orang yang terserang DBD. Kombinasi abatisasi dan penyemprotan perlu dilakukan. Hal ini karena penyemprotan hanya efektif beberapa minggu saja yaitu seumur nyamuk. Nyamuk baru akan mucul lagi bila jentik nyamuk tidak dibasmi dengan abatisasi.
• Selalu Waspada
Kewaspadaan terhadap serangan DBD sangat diperlukan terutama di daerah endemic DBD. Waspadai dan jangan abaikan kejadian demam betapa ringan sekalipun. Hal ini karena gejala atau tanda yang muncul tidak sealalu nyata. Jadi setiap kejadian demam terlebih disertai tidak enak ulu hati, mual segeralah memeriksakan diri ke dokter atau memeriksakan darah di laboratorium. Hal ini karena hanya dengan pemeriksaan laboratorium darah, bisa dipastikan apakah DBD atau tidak. Pada orang yang terjangkit DBD nilai trombosit menurun jauh dari 400 ribuan, kemudian nilai Hb, leukosit juga menurun. Makin turun nilai trombositnya, makin buruk penyakit DBDnya. Jadi sekali lagi, factor cepatnya mendapat pertolongan dini dari dokter sangat menentukan. Kasus DBD yang terlambat ditangani sudah sering kita dengar. Jadi tetaplah waspada!
Bila mencurigai suatu demam sebagai DBD, yang perlu kita lakukan adalah minum sebanyak mungkin, kalau ada bisa dengan oralit agar cariran tubuh tidak cepat berkurang dan pasien menjadi syok. Kemudian segeralah bawa ke dokter atau Rumah Sakit untuk mendapat penanganan selanjutnya.
Sumber : berbagai sumber

About Author

Karseno Seno
Karseno Seno

Author & Editor

Hanya orang biasa yang ingin berbagi.

0 comments:

Post a Comment